Breaking News
"Berita" adalah sajian informasi terkini yang mencakup peristiwa penting, fenomena sosial, perkembangan ekonomi, politik, teknologi, hiburan, hingga bencana alam, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Kontennya disusun berdasarkan fakta dan disampaikan secara objektif, akurat, dan dapat dipercaya sebagai sumber referensi publik.
Klik Disini Klik Disini Klik Disini Klik Disini

Suasana heboh dan tawa pecah menyelimuti lapangan saat tim ‘mendadak voli’ wartawan Kotim turun bertanding tanpa beban

Suasana heboh dan tawa pecah menyelimuti lapangan saat tim 'mendadak voli' wartawan Kotim turun bertanding tanpa beban

Nekat! Tanpa Latihan, PWI Kotim Turunkan Tim ‘Mendadak Voli’ di Turnamen Harhubnas 2025

Inews Sampit– Suasana di Lapangan Voli Indoor Stadion 29 Nopember, Sampit, Rabu (10/9/2025), riuh oleh sorak-sorai pendukung. Bola melesat dengan kecepatan tinggi, disusul bunyi smack keras saat tangan seorang pemain yang perkasa memukulnya ke seberang lapangan. Di tengah hiruk-pikuk turnamen bola voli campuran peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2025 itu, ada satu tim yang paling menarik perhatian. Bukan karena skill mereka yang mendominasi, melainkan karena keberanian dan nekat-nya yang luar biasa. Mereka adalah tim Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kotawaringin Timur.

Yang membuat mata terbelalak, tim yang diisi para pemberita berita ini turun ke lapangan dengan modal yang hampir nihil: tanpa satu kalipun latihan bersama sebelumnya. Ini adalah aksi dadakan yang mungkin hanya dimiliki oleh mereka yang percaya pada semangat kolektif di atas segalanya.

Spontanitas di Atas Keteraturan

Dalam sebuah turnamen yang biasanya diisi oleh tim-tim dari instansi yang telah berlatih rutin, keikutsertaan PWI Kotim bagai angin segar yang tak terduga. Ketua PWI Kotim, Siti Fauziah, dengan jujur mengakui kondisi timnya. “Ini benar-benar spontan. Bermain voli tanpa latihan, mendadak kami ikut mendaftar. Partisipasi kami lebih pada semangat kebersamaan untuk memeriahkan Harhubnas tahun ini,” ungkapnya, tak lama sebelum pertandingan dimulai.

Suasana heboh dan tawa pecah menyelimuti lapangan saat tim 'mendadak voli' wartawan Kotim turun bertanding tanpa beban
Suasana heboh dan tawa pecah menyelimuti lapangan saat tim ‘mendadak voli’ wartawan Kotim turun bertanding tanpa beban

Baca Juga: Dalam Rangka Preventif, Sat Binmas Polres Pulang Pisau Sambang Warga untuk Berantas Judi Online

Keputusan untuk mendaftar bukanlah ambisi untuk merebut piala, melainkan sebuah pernyataan: bahwa wartawan juga bagian dari komunitas yang ingin aktif dan berpartisipasi, tidak hanya meliput dari pinggir lapangan, tetapi juga merasakan debu dan keringat di dalamnya.

Laga Perdana, Langsung Hadapi ‘Raksasa’

Takdir pertandingan seolah ingin menguji seberapa besar nyali tim ‘mendadak voli’ ini. Di laga perdana mereka, undian mempertemukan PWI Kotim dengan lawan yang sangat berat: Tim Polres Kotim. Bukan lawan sembarangan. Polres Kotim baru saja meraih juara tiga turnamen antar-OPD pada HUT ke-80 RI dan dikenal sebagai salah satu tim terkuat di wilayah tersebut.

Bayangan kekalahan mungkin sudah terlintas, tetapi yang mengejutkan adalah respon yang diberikan. Alih-alih menyerah secara mental, para wartawan ini justru menyambut tantangan itu dengan senyuman dan semangat juang yang tinggi. Mereka memasuki lapangan bukan dengan beban harus menang, tetapi dengan tekad untuk memberikan yang terbaik.

Pertandingan pun berlangsung sengit. Meski akhirnya kalah dengan skor 3-0, skor yang tercipta tidak terlalu jauh. Setiap poin diperebutkan dengan sengit. Tampak jelas perjuangan heroik dari para pemain PWI Kotim; ada yang terjatuh saat berusaha menyelamatkan bola, ada yang berteriak memberi semangat, dan yang paling menghibur, sesekali mereka justru saling tertawa ketika melakukan kesalahan. Mereka ngos-ngosan, tapi semangatnya tak pernah pudar.

Kekalahan yang Terasa Seperti Kemenangan

Memasuki area bench, wajah-wajah mereka dipenuhi keringat dan napas yang tersengal, namun yang paling mencolok adalah raut kepuasan. Siti Fauziah, yang juga turun bermain, tampak tersenyum puas melihat perjuangan rekan-rekannya.

“Alhamdulillah, meski tanpa persiapan matang, kita bisa meladeni tim sekuat Polres Kotim. Ini sudah luar biasa bagi kami. Justru ini yang kami cari, pengalaman dan semangat kebersamaan. Ke depan, insya Allah kami akan berlatih lebih serius agar bisa lebih kompetitif di turnamen berikutnya,” tambahnya.

Dukungan dari suporter di pinggir lapangan, yang terdiri dari rekan wartawan dan keluarga, semakin memanaskan atmosfer. Setiap penyelamatan bola, setiap pukulan yang berhasil menghasilkan poin, disambut dengan sorakan gegap gempita. Bagi mereka, poin yang didapat bukan sekadar angka, tetapi simbol dari keberhasilan melawan ketakutan dan keraguan.

Esensi Olahraga yang Sesungguhnya

Sikap dari panitia penyelenggara, Harhubnas 2025, justru semakin melengkapi keindahan cerita ini. Ketua Panitia, Hendrik Sugiharto, menegaskan bahwa turnamen ini bukan semata-mata tentang mengangkat piala.

“Pertandingan ini adalah ruang untuk mempererat silaturahmi antarinstansi, membangun komunikasi yang sehat, dan menunjukkan bahwa insan perhubungan maupun mitra kerja lainnya tidak hanya tangguh di lapangan kerja, tetapi juga sportif di lapangan permainan,” ucap Hendrik.

Ia secara khusus mengucapkan terima kasih kepada PWI Kotim. “Partisipasi Bapak/Ibu dari PWI dengan semangat yang tinggi justru menjadi penyemangat bagi kami semua. Ini membuktikan bahwa olahraga bisa menjadi perekat yang hebat.”

Sebuah Pelajaran Berharga di Lapangan Voli

Aksi nekat tim voli PWI Kotim ini memberikan pelajaran berharga yang seringkali terlupakan dalam kompetisi. Mereka mengingatkan kita bahwa terkadang, keberanian untuk mencoba jauh lebih penting daripada takut akan kegagalan. Di dunia yang sering kali mengagungkan profesionalitas dan persiapan sempurna, semangat dadakan mereka adalah sebuah penyegaran.

Mereka kalah di papan skor, tetapi mereka memenangkan banyak hal lain: rasa kebersamaan, pengalaman baru, rasa hormat dari lawan, dan yang paling penting, mereka telah menciptakan sebuah cerita yang jauh lebih menarik daripada sekadar kemenangan biasa. Mereka membuktikan bahwa seorang wartawan tidak hanya pandai melaporkan peristiwa, tetapi juga berani menjadi bagian dari peristiwa itu sendiri.

Turnamen Harhubnas 2025 mungkin akan memiliki pemenangnya, tetapi nama PWI Kotim akan dikenang sebagai tim dengan hati paling besar: Tim yang nekat, tanpa latihan, tetapi penuh semangat dan cerita.

tokopedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *