Marudin Desak RSUD dr Murjani Sampit Segera Maksimalkan Layanan Cuci Darah, Banyak Pasien Terpaksa Antre Panjang
Inews Sampit- Anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Marudin, menyoroti serius terbatasnya layanan cuci darah (hemodialisis/HD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit. Ia menilai, kondisi ini sudah berlangsung terlalu lama dan berdampak langsung pada kenyamanan serta keselamatan pasien yang membutuhkan perawatan rutin.
Menurut Marudin, RSUD dr Murjani saat ini memiliki 21 unit mesin HD, namun hanya sekitar 12 unit yang benar-benar berfungsi dan dapat digunakan. Akibatnya, antrean pasien terus menumpuk, bahkan beberapa di antaranya harus menunggu hingga berhari-hari untuk mendapatkan jadwal cuci darah.
“Dari laporan sebelumnya hanya sekitar 50 persen mesin yang beroperasi. Pertanyaannya, kapan semua 21 mesin itu bisa difungsikan? Ini harus segera dicarikan solusinya,” tegas Marudin, Senin (27/10/2025).
Politisi yang dikenal vokal memperjuangkan pelayanan publik ini juga mengungkapkan, dirinya sering menerima keluhan warga melalui media sosial terkait sulitnya mendapatkan jadwal hemodialisis di rumah sakit plat merah tersebut.
Bahkan, tak jarang ia ditandai langsung oleh warganet dalam unggahan berisi kritik terhadap lambatnya pelayanan.
“Saya banyak ditandai warga yang mengeluh soal antrean cuci darah. Mereka butuh kepastian, bukan hanya janji. Ini masalah kemanusiaan, bukan sekadar administrasi,” ujarnya.

Baca Juga : Bapas Sampit Tebar Kepedulian, Salurkan Bantuan Sosial untuk Klien Pemasyarakatan
Marudin menekankan, jika seluruh mesin HD bisa difungsikan dengan baik, dampaknya akan sangat positif. Tidak hanya mempercepat pelayanan bagi pasien, tetapi juga mengurangi beban biaya transportasi bagi mereka yang selama ini terpaksa berobat ke luar daerah seperti Palangka Raya atau Banjarmasin.
“Kalau semua mesin beroperasi, pasien bisa lebih cepat tertangani, rumah sakit juga akan mendapat tambahan pendapatan BLUD. Jadi, ini win-win solution,” tambahnya.
Selain itu, Marudin mengingatkan manajemen RSUD agar lebih transparan dalam menyampaikan informasi publik.
Menurutnya, masyarakat berhak tahu kondisi sebenarnya tanpa perlu merasa dibohongi dengan klaim fasilitas yang belum sepenuhnya berfungsi.
“Kalau disebut punya 21 mesin, tapi hanya separuh yang aktif, masyarakat pasti kecewa. Ini menyangkut kepercayaan publik terhadap pelayanan kesehatan daerah,” tegasnya lagi.
Lebih lanjut, ia berharap pemerintah daerah bersama manajemen RSUD dr Murjani dapat menjadikan peningkatan kualitas layanan kesehatan, terutama untuk pasien cuci darah, sebagai prioritas utama dalam penggunaan anggaran tahun 2026 mendatang.
“Kesehatan itu kebutuhan dasar masyarakat. Kalau rumah sakit kita belum bisa melayani secara maksimal, maka perlu ada evaluasi dan langkah nyata. Jangan menunggu sampai pasien menjadi korban,” pungkasnya.
Dengan dorongan dari DPRD ini, masyarakat berharap pelayanan cuci darah di RSUD dr Murjani Sampit segera membaik, sehingga tidak ada lagi pasien yang harus menunggu terlalu lama untuk mendapatkan haknya atas layanan kesehatan yang layak.















