Polisi Dalami Kasus Video Asusila Diduga Pelajar di Mentaya Hulu, Warga Minta Pengawasan Remaja Diperketat
Inews Sampit- Masyarakat Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), digemparkan dengan beredarnya video asusila yang diduga melibatkan sepasang pelajar. Video tersebut viral di media sosial dan memicu keprihatinan banyak pihak, terutama para orang tua dan pemerhati anak.
Kepolisian Sektor (Polsek) Mentaya Hulu kini tengah melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus tersebut. Pihak berwajib berupaya menelusuri asal video, waktu perekaman, serta siapa pihak yang pertama kali menyebarluaskannya.
“Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Kami berupaya semaksimal mungkin untuk mengungkap siapa yang terlibat dalam video tersebut, termasuk penyebarnya,” ujar Kapolsek Mentaya Hulu, Ipda Nor Ikhsan, Jumat (24/10/2025).
Menurutnya, penyelidikan dilakukan secara hati-hati karena menyangkut nama baik dan masa depan anak-anak yang diduga masih di bawah umur. Polisi juga akan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) untuk memastikan penanganan kasus ini berjalan dengan pendekatan hukum sekaligus perlindungan anak.
“Yang terpenting adalah memastikan proses ini tidak menimbulkan trauma baru bagi pihak yang terlibat, terutama jika benar mereka masih pelajar,” tambahnya.

Baca Juga : Kotim Kebut Benahi TPA Sampit, Targetkan Adipura 2025!
Kecaman dan Keprihatinan dari Masyarakat
Kasus ini langsung menuai kecaman dari berbagai kalangan. Banyak warga menilai tindakan tersebut mencerminkan kemerosotan moral di kalangan remaja yang kian memprihatinkan.
Ketua Yayasan Lentera Kartini, Forisni Aprilista, menegaskan bahwa kasus semacam ini perlu menjadi perhatian serius semua pihak, bukan hanya aparat, tetapi juga keluarga dan sekolah.
“Kalau benar yang terlibat adalah pelajar, tentu ini sangat disayangkan. Ini bukan hanya masalah hukum, tapi juga masalah moral dan kurangnya pengawasan,” ujar Forisni, Senin (6/10/2025).
Ia menilai fenomena pergaulan bebas di kalangan remaja semakin sulit dikendalikan, terutama di era digital saat akses terhadap konten negatif sangat mudah.
“Degradasi moral di kalangan anak dan remaja benar-benar nyata di depan mata kita. Orang tua harus kembali memperkuat komunikasi dan pengawasan terhadap anak,” tegasnya.
Ajakan untuk Waspada dan Edukasi Digital
Kasus viral ini menjadi pengingat pentingnya edukasi digital dan seksualitas sehat di kalangan pelajar. Pemerhati sosial di Kotim, Rizal Hamdani, menilai bahwa kemajuan teknologi harus diimbangi dengan literasi digital yang baik.
“Anak-anak sekarang sangat cepat beradaptasi dengan teknologi, tapi sering kali tanpa bimbingan. Orang tua perlu hadir, bukan hanya memberi gawai, tapi juga membangun nilai-nilai tanggung jawab dalam penggunaannya,” ujarnya.
Ia menambahkan, sekolah dan lembaga pendidikan juga harus lebih aktif memberikan sosialisasi terkait etika bermedia sosial, perlindungan diri di dunia maya, serta dampak hukum dari penyebaran konten asusila.
Polisi Imbau Masyarakat Tidak Sebarkan Video
Sementara itu, Kapolsek Mentaya Hulu juga mengimbau masyarakat untuk tidak ikut menyebarkan video tersebut, karena hal itu bisa dikenakan sanksi pidana sesuai Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dan Undang-Undang ITE.
“Kami minta masyarakat tidak menambah persoalan dengan menyebarkan ulang video itu. Tindakan tersebut bisa berakibat hukum dan justru memperparah dampak psikologis bagi korban,” tegas Ipda Nor Ikhsan.
Pihak kepolisian berkomitmen untuk menindak tegas siapa pun yang terbukti memproduksi atau menyebarkan konten tersebut. Saat ini, penyelidikan masih terus berlangsung, dan hasilnya akan disampaikan setelah semua bukti terkumpul.
Refleksi untuk Semua Pihak
Kasus ini menjadi cermin bahwa perkembangan zaman membawa tantangan baru bagi dunia pendidikan dan keluarga. Anak-anak tidak hanya perlu dididik agar cerdas secara akademik, tetapi juga kuat dalam moral, karakter, dan penggunaan teknologi secara bijak.
“Pendidikan karakter harus menjadi prioritas. Orang tua, guru, dan masyarakat harus saling bekerja sama membangun lingkungan yang aman dan sehat bagi anak-anak kita,” tutup Forisni.















