F-35 Inggris yang Berkemampuan Nuklir Hanya Dijaga Pagar 1,5 Meter: Ancaman Keamanan Nasional di Depan Mata?
Sebuah investigasi mengungkap fakta mengejutkan tentang lemahnya sistem keamanan di pangkalan militer Inggris yang menjadi rumah bagi jet tempur paling canggih mereka — F-35 Lightning II. Jet siluman yang dikenal memiliki kemampuan membawa senjata nuklir ini, ternyata hanya dilindungi pagar setinggi 1,5 meter dan beberapa rambu peringatan sederhana.
Kondisi tersebut terkuak setelah terjadinya aksi vandalisme di salah satu pangkalan milik Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) beberapa pekan lalu. Ironisnya, serangan ini terjadi saat Inggris tengah bersiap menghadapi eskalasi militer terbesar NATO dalam beberapa dekade, sebagai respons terhadap dugaan ancaman dari Rusia. Meski Moskow membantah keterlibatannya, ketegangan geopolitik tetap meningkat.
Investigasi oleh sebuah media lokal menyatakan bahwa beberapa landasan udara RAF sangat rentan terhadap infiltrasi — tidak hanya dari aktivis lokal tetapi juga agen asing. “Kerentanan ini sangat terlihat bahkan hanya dengan Google Street View,” tulis laporan tersebut. Para analis keamanan menyatakan bahwa kelemahan tersebut kemungkinan besar sudah diawasi oleh kekuatan asing maupun kelompok aktivis militan seperti Palestine Action .

Baca Juga : Industri Pertambangan yang Lebih Efisien dan Berkelanjutan
Ketakutan akan serangan nyata bukanlah isapan jempol belaka. Mereka merusak dua pesawat militer Inggris dalam serangan siang bolong. Aksi ini tidak hanya memalukan bagi militer, tetapi juga mengungkap betapa mudahnya infrastruktur vital negara ditembus.
Sebagai respons, anggota parlemen Inggris kini tengah mendorong agar Palestine Action dikategorikan sebagai organisasi teroris domestik. Sementara itu, Kementerian Pertahanan memerintahkan evaluasi ulang sistem keamanan di seluruh lokasi militer Inggris, termasuk pangkalan tempat F-35 disimpan.
Di era ancaman siber, spionase, dan perang asimetris, kelemahan seperti ini bukan hanya kelalaian — tapi bencana yang menunggu untuk terjadi.
Kritik mulai bermunculan dari berbagai kalangan. Sejumlah pensiunan perwira militer menyebut kejadian ini sebagai “tanda kegagalan manajemen risiko di tingkat tertinggi.” Sementara masyarakat mempertanyakan prioritas anggaran pertahanan yang tampaknya lebih fokus pada teknologi canggih daripada perlindungan fisik dasar.
Karena apa gunanya F-35 yang tak terlihat radar, jika musuh bisa melompati pagar setinggi pinggang dan merusaknya dengan cat semprot?