Microfluidics Fluid Di era ketika sirkuit terpadu telah merevolusi dunia komputasi bidang lain mulai menunjukkan potensi serupa untuk mengubah cara kita menjalankan eksperimen kimia dan biologi—mikrofluida. Teknologi ini memungkinkan manipulasi fluida dalam skala yang sangat kecil, sering kali hanya beberapa nanoliter, dalam saluran mikro yang tertanam di perangkat miniatur. Konsepnya mirip dengan bagaimana komputer modern menggantikan kalkulasi manual, tetapi kali ini menyasar laboratorium itu sendiri.
Bayangkan laboratorium lengkap—reaktor, tabung reaksi, dan pipa-pipa—diringkas ke dalam chip sebesar koin. Mikrofluida memungkinkan eksperimen kimia dan biologis dilakukan secara otomatis, cepat, dan paralel, sambil hanya memerlukan sedikit bahan kimia atau reagen. Ini bukan sekadar efisiensi ruang, tetapi revolusi mendalam dalam cara sains dijalankan.
Baca Juga : Kenaikan Posisi yang Membanggakan Timnas Indonesia
Namun, bekerja dengan fluida dalam skala kecil bukan berarti sederhana. Justru sebaliknya—dunia mikrofluida tunduk pada hukum fisika yang berbeda dari yang biasa kita alami. Di skala nanoliter, gaya-gaya yang diabaikan dalam kehidupan sehari-hari menjadi dominan, sementara gaya yang biasanya kita andalkan menjadi tidak relevan.
Artinya, aliran cenderung tenang dan laminar, bukan turbulen. Selanjutnya, bilangan Péclet (Pe) membantu menjelaskan seberapa cepat partikel menyebar karena difusi dibandingkan dengan transportasi oleh aliran.
Tegangan permukaan juga memainkan peran besar, sebagaimana dijelaskan oleh bilangan kapiler (Ca). Di dunia mikro, permukaan antarmuka antara cairan dan udara atau antara dua cairan bisa menjadi penentu utama perilaku fluida. Bahkan, elastisitas fluida akibat adanya polimer atau partikel fleksibel bisa memengaruhi aliran, dijelaskan oleh bilangan Deborah (De) dan Weissenberg (Wi).
Tidak hanya itu, ketika terjadi perbedaan temperatur atau densitas, aliran bisa dipicu sendiri melalui gaya apung mikro, yang dijelaskan oleh bilangan Grashof (Gr) dan Rayleigh (Ra).
Meski tampak rumit, para peneliti mengembangkan berbagai strategi manipulasi fluida: menggunakan medan listrik (elektrokinetika), getaran suara (aliran akustik), atau bahkan struktur mikro yang berubah bentuk. Tujuannya adalah satu: menciptakan “lab-on-a-chip” yang tak hanya portabel, tetapi juga pintar dan efisien.
Mikrofluida membuka pintu ke masa depan di mana pengujian diagnostik bisa dilakukan hanya dengan setetes darah, atau reaksi kimia bisa dianalisis secara real time tanpa ruang laboratorium besar. Seperti sirkuit terpadu dalam komputer, mikrofluida menjanjikan revolusi senyap—membawa sains yang rumit ke dalam genggaman tangan kita.
